kisah ini ku tulis untuk kalian semua, agar kalian semua tahu untuk tidak pernah mengabaikan seseorang yang benar-benar tulus menyayangimu dengan tulus. karena apabila orang tersebut telah pergi meninggalkanmu maka kalian pasti akan menyesal dan baru menyadari bahwa kehadiran orang tersebut sudah sangat berarti dalam hidup kalian tanpa kalian sadari, dan ketika kalian sadar namun semuanya sudah terlambat yang ada hanyalah sebuah penyesalan.
Hari ini mata kuliah selesai lebih cepat, karna dosen untuk mata kuliah hari ini tidak dapat hadir. Maka, kelas pun di bubarkan lalu ku tengok arah luar dari jendela kelas, cuaca di luar telihat gelap sekali, angin di luar pun terlihat berhembus sedikit kencang dan sepertinya akan turun hujan yang lebat .
ketika aku sedang sibuk memainkan game di HPku, tiba-tiba terdengar suara yang berseru memanggil namaku dari luar kelas yang semakin lama seruan itu semakin dekat. lalu, ternyata terlihat sosok wanita yang masuk ke kelas dengar nafas yang agak terngeah-engah mungkin karna tadi ia berlari dari arah luar untuk ke kelasku yang cukup jauh, dan ternyata seseorang yang berteriak-teriak memanggilku adalah rani, ia adalah teman terbaikku bisa di bilang sahabat baikku..
"ada apa teriak-teriak namaku ?" tanyaku sambil tetap fokus pada game yang ada di HPku
"haduuuh.. itu lho si ferdy" sahut rani yang nafasnya masih sedikit terngengah-engah
"iya, dia kenapa?" jawabku masih santai
"kamu belum tau?"
"tahu apaan si ?"
"hari ini si ferdy kan mau pulang ke medan"
"iya ampun rani... aku kira ada apaan, iya bukankah kampung halamannya ferdy di medan kan? lalu apa yang salah jika dia ingin pulang ke medan? menurutku wajar-wajar saja, kamu ini gimana si plongo banget.. hahaha" jawabku di sertai tawaku karna merasa lucu dengan info yang di bawa oleh rani saat ini
"kalyana, emang benar rumah ferdy di medan dan memang wajar-wajar aja jika dia pulang ke medan. tapi masalahnya adalah dia mau pulang ke medan buat selamanya dan gak akan balik lagi ke sini, dan sekarang dia lagi ambil surat mutasi kuliah dia karena dia akan melanjutkan kuliahnya di medan" sahut rani di sertai nada yang sedikit sebal.
"(sejenak aku terdiam dan shock, aku bingung apa yang harus aku lakukan semua serasa mimpi buruk bagiku dan aku ingin segera bangun dari mimpiku burukku ini ) laaa.. laluu di mana dia sekarang?" tanyaku sambil ku berdiri dan ingin beranjak pergi untuk mencari sosok ferdy
"di ruang SBAK kali, iya udah sana buruan kamu susul nanti malah keburu dia sudah pergi"
"oke. tq" sahutku
"semangaaat!!" teriak rani saat aku berlari keluar kelas.
aku pun berlari untuk mengerjar dan mencari sosok ferdy, ku lihat ke arah kanan - kiri dan sekelilingku untuk menemukan sosoknya. namun, tidak ada dan bahkan ketika ku lihat di dalam ruangan SBAK tidak ada sosok ferdi di sana, lalu ku berlari ke kelas-kelas, menaiki tangga ke perpustakaan, ke lab, ke kantin namun tetap saja aku tidak menemukan sosoknya, dan akhirnya aku pun memutuskan untuk berlari mencari ferdy di luar.
aku berlari ke arah lapangan, tanpa ku peduli cuaca saat itu sedang hujan deras karna yang ada di pikiranku hanya bagaimana caranya agar aku bisa menemukan sosok ferdy saat itu. namun sepertinya aku terlambat karna sudah tidak ada sosok dia, yang pada akhirnya yang bisa aku lakukan saat itu adalah menangis di tengah-tengah hujan yang semakin deras, aku menangis dengan terisak-isak dan begitu sakit dan pedih rasanya dadaku pada saat itu. namun di saat tengah-tengah isakkan tangisku, tiba-tiba ada sentuhan tangan yang menyentuh pundakku. ku tengok perlahan sosok tersebut dan ku tatap wajahnya yang ternyata sosok itu adalah ferdy, seseorang yang sejak tadi membuatku khawatir dan mencari-cari sosoknya.
"kamu ngapain hujan-hujanan?" tanyanya khwatir menatapku
"fe..fe.. ferdy" sebutku terbata-bata dan tanpa berfikir ku peluk dirinya erat-erat dan saat itu pula tangisanku semakin pecah
"kamu kenapa?" tanyanya bingung namun lembut, sambil ia memelukku juga dan mengusap kepalaku, pada saat itu ku mersakan begitu hangat sentuhan tangannya seperti biasa dan dalam hatiku pun berkata "terima kasih tuhan, karna engkau masih memberikan aku kesempatan untuk bertemu dengannya lagi"
"gpp" jawabku tersenyum dan melepaskan pelukkanku
"kalau tidak apa-apa, mengapa kamu menangis dan hujan-hujanan di sini?" tanyanya masih tidak percaya dengan ucapanku dan dia pun melepaskan sweaternya dan memakaikannya kepadaku
"kata rani kamu hari ini mau pindah ke medan, dan kamu ke sini hanya ingin mengambil surat perpindahan kuliah kamu. oleh karena itu, aku terus-terusan mencari sosok kamu namun tidak ketemu juga yang pada akhirnya tempat terakhir pencarianku hanya sampai di sini, di lapangan" jawabku sedikit menggerutu
"jadi kamu sudah tahu iya?" sahutnya dengan suara yang lembut di sertai sedikit senyuman. senyuman yang begitu manis dan senyuman yang membuat hatiku begitu hangat ketika setiap kali ku melihat senyuman itu.
"kamu kenapa si jahat banget sama aku? pindah tidak bilang-bilang dan mau pergi begitu aja, mana janji kamu sama aku selama ini ? kamu bilang tujuanmu hanya ingin membuatku tersenyum dan bahagia, kamu bilang kamu akan selalu ada buat aku dan jagain aku, kamu bilang kamu tidak akan pernah ninggalin aku dan kamu bilang kamu akan selalu terbuka dan jujur sama aku tapi apa buktinya sekarang?" tanyaku di sertai tangisku yang tak dapat aku redamkan lagi, lalu ku sandarkan palaku di dadanya dan di situ tangisku semakin menjadi lebih kencang begitu sakit dan pedih rasanya hatiku saat ini
"dengarkan aku.." sahutnya sambil memegangi kedua pipiku dengan kedua tangannya dan pada saat itu mata kami bertatapan dan tanpa menghiraukan derasnya hujan dan orang-orang di sekeliling kami pada saat itu
"aaa..apa?" jawabku sambil bersama isak tangisku
"maafkan aku, dan jangan pernah menangis lagi karna aku" katanya sambil mengusap air mataku dengan kedua tangannya. begitu lembut dan hangat sentuhan dari jemari-jemarinya saat ini.
"jika kamu tidak mau aku menangis karna kamu, mengapa kamu memperlakukan aku seperti ini? pergi begitu saja, soalah-olah aku ini tidak berharga bagimu!"
"sekali lagi maafkan aku, tidak bermaksud untuk menyakitimu namun aku tidak sanggup mengatakannya padamu soal kepergianku ini. apalagi, aku harus mengucapkan kata perpisahan dengan kamu. aku benar-benar minta maaf dan ketahuilah bahwa kamu adalah seseorang yang sangat berarti, berharga dan sangat ku sayangi selama ini. oleh karna itu, aku tidak mampu mengatakannya padamu karna aku benar-benar tidak sanggup mengucapkannya, dan begitu kelu lidahku untuk mengatakannya padamu" sahut ferdi sambil memelukku yang di sertai tangisnya. (jujur untuk pertama kalinya aku melihat ferdi meneteskan air mata dan melihat dirinya begitu rapuh dia saat ini, tidak seperti biasa yang biasanya dia selalu tersenyum, semangat, tegar dan selalu membuat orang-orang di sekelilingnya tertawa dengan tingkah lelucon dia namun ferdi yang ku lihat saat ini sebaliknya).
"fer.. aku menyayangimu.. mungkin, ungkapanku saat ini sudah terlambat tetapi aku ingin jujur dan tidak ingin merasakan penyesalan ntuk kedua kalinya. oleh karena itu, aku ingin berkata bahwa aku menyayangimu tulus dari hatiku yang paling dalam saat ini" kataku sambil membalas pelukkannya.
"aku tahu, dan aku harap kamu akan tetap menjadi seorang sosok wanita tegar, kuat dan penuh semangat dalam menjalani kehidupan kamu selanjutnya baik ketika bersama aku saat dulu maupun tidak tanpaku nantinya" kata ferdi di iringi dengan senyuman dan tatapan hangatnya ketika melepaskan pelukkannya.
"iya.. aku janji aku pasti akan menjadi wanita yang lebih kuat dan tegar lagi, dan jika suatu saat nanti kita di pertemukan kembali maka kamu akan melihat "kalyana" seorang wanita yang masih kuat, tegar dan penug semangat" kataku di iringi senyuman pula
"baik, ku pegang janjimu" sahut ferdi dengan nada sedikit semangat dan seperti biasa dia menyentuh kepalaku dengan lembut.
Hari ini mata kuliah selesai lebih cepat, karna dosen untuk mata kuliah hari ini tidak dapat hadir. Maka, kelas pun di bubarkan lalu ku tengok arah luar dari jendela kelas, cuaca di luar telihat gelap sekali, angin di luar pun terlihat berhembus sedikit kencang dan sepertinya akan turun hujan yang lebat .
ketika aku sedang sibuk memainkan game di HPku, tiba-tiba terdengar suara yang berseru memanggil namaku dari luar kelas yang semakin lama seruan itu semakin dekat. lalu, ternyata terlihat sosok wanita yang masuk ke kelas dengar nafas yang agak terngeah-engah mungkin karna tadi ia berlari dari arah luar untuk ke kelasku yang cukup jauh, dan ternyata seseorang yang berteriak-teriak memanggilku adalah rani, ia adalah teman terbaikku bisa di bilang sahabat baikku..
"ada apa teriak-teriak namaku ?" tanyaku sambil tetap fokus pada game yang ada di HPku
"haduuuh.. itu lho si ferdy" sahut rani yang nafasnya masih sedikit terngengah-engah
"iya, dia kenapa?" jawabku masih santai
"kamu belum tau?"
"tahu apaan si ?"
"hari ini si ferdy kan mau pulang ke medan"
"iya ampun rani... aku kira ada apaan, iya bukankah kampung halamannya ferdy di medan kan? lalu apa yang salah jika dia ingin pulang ke medan? menurutku wajar-wajar saja, kamu ini gimana si plongo banget.. hahaha" jawabku di sertai tawaku karna merasa lucu dengan info yang di bawa oleh rani saat ini
"kalyana, emang benar rumah ferdy di medan dan memang wajar-wajar aja jika dia pulang ke medan. tapi masalahnya adalah dia mau pulang ke medan buat selamanya dan gak akan balik lagi ke sini, dan sekarang dia lagi ambil surat mutasi kuliah dia karena dia akan melanjutkan kuliahnya di medan" sahut rani di sertai nada yang sedikit sebal.
"(sejenak aku terdiam dan shock, aku bingung apa yang harus aku lakukan semua serasa mimpi buruk bagiku dan aku ingin segera bangun dari mimpiku burukku ini ) laaa.. laluu di mana dia sekarang?" tanyaku sambil ku berdiri dan ingin beranjak pergi untuk mencari sosok ferdy
"di ruang SBAK kali, iya udah sana buruan kamu susul nanti malah keburu dia sudah pergi"
"oke. tq" sahutku
"semangaaat!!" teriak rani saat aku berlari keluar kelas.
aku pun berlari untuk mengerjar dan mencari sosok ferdy, ku lihat ke arah kanan - kiri dan sekelilingku untuk menemukan sosoknya. namun, tidak ada dan bahkan ketika ku lihat di dalam ruangan SBAK tidak ada sosok ferdi di sana, lalu ku berlari ke kelas-kelas, menaiki tangga ke perpustakaan, ke lab, ke kantin namun tetap saja aku tidak menemukan sosoknya, dan akhirnya aku pun memutuskan untuk berlari mencari ferdy di luar.
aku berlari ke arah lapangan, tanpa ku peduli cuaca saat itu sedang hujan deras karna yang ada di pikiranku hanya bagaimana caranya agar aku bisa menemukan sosok ferdy saat itu. namun sepertinya aku terlambat karna sudah tidak ada sosok dia, yang pada akhirnya yang bisa aku lakukan saat itu adalah menangis di tengah-tengah hujan yang semakin deras, aku menangis dengan terisak-isak dan begitu sakit dan pedih rasanya dadaku pada saat itu. namun di saat tengah-tengah isakkan tangisku, tiba-tiba ada sentuhan tangan yang menyentuh pundakku. ku tengok perlahan sosok tersebut dan ku tatap wajahnya yang ternyata sosok itu adalah ferdy, seseorang yang sejak tadi membuatku khawatir dan mencari-cari sosoknya.
"kamu ngapain hujan-hujanan?" tanyanya khwatir menatapku
"fe..fe.. ferdy" sebutku terbata-bata dan tanpa berfikir ku peluk dirinya erat-erat dan saat itu pula tangisanku semakin pecah
"kamu kenapa?" tanyanya bingung namun lembut, sambil ia memelukku juga dan mengusap kepalaku, pada saat itu ku mersakan begitu hangat sentuhan tangannya seperti biasa dan dalam hatiku pun berkata "terima kasih tuhan, karna engkau masih memberikan aku kesempatan untuk bertemu dengannya lagi"
"gpp" jawabku tersenyum dan melepaskan pelukkanku
"kalau tidak apa-apa, mengapa kamu menangis dan hujan-hujanan di sini?" tanyanya masih tidak percaya dengan ucapanku dan dia pun melepaskan sweaternya dan memakaikannya kepadaku
"kata rani kamu hari ini mau pindah ke medan, dan kamu ke sini hanya ingin mengambil surat perpindahan kuliah kamu. oleh karena itu, aku terus-terusan mencari sosok kamu namun tidak ketemu juga yang pada akhirnya tempat terakhir pencarianku hanya sampai di sini, di lapangan" jawabku sedikit menggerutu
"jadi kamu sudah tahu iya?" sahutnya dengan suara yang lembut di sertai sedikit senyuman. senyuman yang begitu manis dan senyuman yang membuat hatiku begitu hangat ketika setiap kali ku melihat senyuman itu.
"kamu kenapa si jahat banget sama aku? pindah tidak bilang-bilang dan mau pergi begitu aja, mana janji kamu sama aku selama ini ? kamu bilang tujuanmu hanya ingin membuatku tersenyum dan bahagia, kamu bilang kamu akan selalu ada buat aku dan jagain aku, kamu bilang kamu tidak akan pernah ninggalin aku dan kamu bilang kamu akan selalu terbuka dan jujur sama aku tapi apa buktinya sekarang?" tanyaku di sertai tangisku yang tak dapat aku redamkan lagi, lalu ku sandarkan palaku di dadanya dan di situ tangisku semakin menjadi lebih kencang begitu sakit dan pedih rasanya hatiku saat ini
"dengarkan aku.." sahutnya sambil memegangi kedua pipiku dengan kedua tangannya dan pada saat itu mata kami bertatapan dan tanpa menghiraukan derasnya hujan dan orang-orang di sekeliling kami pada saat itu
"aaa..apa?" jawabku sambil bersama isak tangisku
"maafkan aku, dan jangan pernah menangis lagi karna aku" katanya sambil mengusap air mataku dengan kedua tangannya. begitu lembut dan hangat sentuhan dari jemari-jemarinya saat ini.
"jika kamu tidak mau aku menangis karna kamu, mengapa kamu memperlakukan aku seperti ini? pergi begitu saja, soalah-olah aku ini tidak berharga bagimu!"
"sekali lagi maafkan aku, tidak bermaksud untuk menyakitimu namun aku tidak sanggup mengatakannya padamu soal kepergianku ini. apalagi, aku harus mengucapkan kata perpisahan dengan kamu. aku benar-benar minta maaf dan ketahuilah bahwa kamu adalah seseorang yang sangat berarti, berharga dan sangat ku sayangi selama ini. oleh karna itu, aku tidak mampu mengatakannya padamu karna aku benar-benar tidak sanggup mengucapkannya, dan begitu kelu lidahku untuk mengatakannya padamu" sahut ferdi sambil memelukku yang di sertai tangisnya. (jujur untuk pertama kalinya aku melihat ferdi meneteskan air mata dan melihat dirinya begitu rapuh dia saat ini, tidak seperti biasa yang biasanya dia selalu tersenyum, semangat, tegar dan selalu membuat orang-orang di sekelilingnya tertawa dengan tingkah lelucon dia namun ferdi yang ku lihat saat ini sebaliknya).
"fer.. aku menyayangimu.. mungkin, ungkapanku saat ini sudah terlambat tetapi aku ingin jujur dan tidak ingin merasakan penyesalan ntuk kedua kalinya. oleh karena itu, aku ingin berkata bahwa aku menyayangimu tulus dari hatiku yang paling dalam saat ini" kataku sambil membalas pelukkannya.
"aku tahu, dan aku harap kamu akan tetap menjadi seorang sosok wanita tegar, kuat dan penuh semangat dalam menjalani kehidupan kamu selanjutnya baik ketika bersama aku saat dulu maupun tidak tanpaku nantinya" kata ferdi di iringi dengan senyuman dan tatapan hangatnya ketika melepaskan pelukkannya.
"iya.. aku janji aku pasti akan menjadi wanita yang lebih kuat dan tegar lagi, dan jika suatu saat nanti kita di pertemukan kembali maka kamu akan melihat "kalyana" seorang wanita yang masih kuat, tegar dan penug semangat" kataku di iringi senyuman pula
"baik, ku pegang janjimu" sahut ferdi dengan nada sedikit semangat dan seperti biasa dia menyentuh kepalaku dengan lembut.
tulus oh tulus ..
BalasHapusmenurut u gimana cuz CERPEN w ? apakah ada yg perlu w perbaiki lagi ato gmna? hahaha
BalasHapuskisah fiktif ato nonfiktif ni mar? kisah sendiri?
BalasHapusjadi intinya kepergiannya beralasan apa
BalasHapus