Dia adalah sosok pria yang perfectsionis
wajah nya yang inosen
kulitnya yang putih
tinggi badannya yang semampai
matanya yang sipit dan bersinar
senyumnya yang manis dan mempesona
Tapi aku menyukainya bukan karna pesona fisiknya
aku terpesona dengannya pada pandangan pertama aku dan dia bertemu
dia adalah sosok pria impian para wanita di dunia ini
dia mempunyai hati yang bijaksana, dan ramah
dia mempunyai pikiran dan pandangan yang positif slalu
dia memiliki iman yang bagus
dia memiliki kesopanan dan menghargai pada setiap orang terutama wanita
di dekatnya aku begitu merasakan kenyamanan
di dekatnya aku mampu melupakan penderitaan yang ku alami
dia slalu mengajarkanku tentang arti bersabar, ikhlas, bijaksana dan bersikap dewasa
bahkan dia pula yang mengenalkanku dengan Tuhan dan membuatku percaya bahwa kasih Tuhan itu ada dan nyata
Tapi aku dan dirinya bukan ditakdirkan untuk hidup bersama, akan tetapi hanya untuk bersahabat
iya bisa di katakan sahabat/teman.
karna perbedaan kepercayaan kamilah yang membuat kami tidak dapat menyatu
dia memiliki kepercayaan pada Tuhannya sendiri
aku pun juga memiliki kepercayaan pada Tuhanku sendiri
sekeras apapun, seusaha apapun, sekuat apapun "aku" dan "dia" tidak akan pernah menjadi kata "kita" atau pun menjadi kata "kami"
terkadang didalam hati dan pikiranku slalu terucap pertanyaan
" Tuhan kenapa kami tidak pernah bisa di takdirkan untuk hidup bersama ?"
" Tuhan mengapa kau menciptakan perbedaan agama sedangkan ajarannya sama ?"
" Tuhan mengapa kau memberikan perasaan ini jika pada akhirnya aku dan dia tak bisa menyatu ?"
" Tuhan bisakah aku bersama dengan dia dalam perbedaan keyakinan yang kami miliki ?"
" apakah dosa bila kami memiliki sebuah rasa yang sama ?"